ZUHUD
Oleh : Mohammad Zainu Muttaqy
NIM : U20162001
A. PENGERTIAN
Zuhud
secara bahasa artinya meninggalkan, tidak tertarik terhadap sesuatu, tidak
menyukai atau menjauhkan diri. Zuhud adalah sebuah kata yang mengungkapkan
berpalingnya atau berpindahnya keinginan terhadap sesuatu yan lebih baik
darinya. Sedangkan zuhud secara istilah berarti tidak mementinkan hal-hal
keduniawian, atau meninggalkan gemerlap kehidupan yang bersifat material dalam
mengabdikan diri kepada allah SWT. Menurut para sufi, zuhud adalah sikap yang
menahan diri dari pengaruh negative sesuatu yang kita miliki, baik bersifat
kebendaan maupun bersifat jasa, lalu meninggalkan sesuatu yang tidak ada
gunanya (tarku maa laa yughni min al-asya’).
Sikap
zuhud yan melekat pada diri peserta tasawuf, dapat dilihat dari sikapnya yang
tidak rakus terhadap harta kekayaan, ibadahnya tidak terhalangi oleh kekayaan
dan kesenangan dunia, sikap social tidak terhalangi oleh sifat kikir, dan
selalu menisci perutnya denan makanan yang jelas halal dan tidak pernah
berlebihan.
Zuhud
termasuk salah satu ajaran agama untuk mengendalikan diri dari pengaruh negatif
dunia. Hakikat orang yang zuhud itu lebih mengutamakan kebahagiaan abadi
(akhirat) dari pada kebahagiaan yang fana (dunia). Bukan berarti orang zuhud
meninggalkan dunia secara total, mereka justru menjadikanya sebagai sarana beribadah kepada allah
SWT.
“dan
tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sunguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka
tiadakah kamu memahaminya.?” (Q.S Al-an’am ; 32.)
B.
FUNSI
ZUHUD DALAM KEHIDUPAN
Zuhud dapat membuat manusia memikirkan dan merenungi
akhirat. Zuhud juga dapat mengalahkan
hawa nafsu manusia. Zuhud dapat menghadirkan perasaan bahwa kenikmatan
dunia tidak boleh memalingkan hati dan dzikir kepada allah SWT. dunia adalah
perkara yang tidak ada maknanya dan akan cepat sirna jika dibandingkan dengan
yang ada disisi allah SWT. dengan zuhud, kita bisa tau kalau kehidupan dunia
hanya bersifat sementara, sehingga dalam keseharian, sesorang akan mengangap
cukup terhadap rezeki dan ketentuan allah. Zuhud ini bisa melahirkan sifat
wara’ (menghindari syubhat), tawakal (berserah diri padea allah), sabar, dan
syukur.
C. TINGKATAN ZUHUD
Tingkatan zuhud itu ada tiga, diantaranya:
1.
Terendah,
seorang pemula zuhud, atau masih awal masuk dalam zuhud, orang ini biasanya
berjuang mati-matian dalam memerangi nafsu yang masih mengharapkan atau masih
belum bisa meninggalkan kekayaan dunia. Mereka biasa disebut mutazahhid, dan
tazahhud.
2.
Benci
dunia, dan tidak cenderung padanya. Karna meyakini kalau
menyatu padukan antara dunia dan akhirat itu sangat tidak mudah, maka jika
ingin mendapat sesuatu yang sangat berharga, tinggalkanlah dunia, ganti dengan
kehidupan yang tidak terlalu memperdulikan dunia, gapai kebahagiaan yang
sebenarnya.
3.
Tidak cenderung
dan tidak benci terhadap dunia. Ada dan tidaknya
harta dunia, baginya tetaplah sama, mereka adalah tingkatan zuhud paling
sempurna, karna dalam hal ini, mereka mengangap harta dunia bagai air, itulah
sebabnya hati tidak pernah menoleh padanya, baik untuk mencintai maupun
membenci. Dan orang yang benci terhadap sesuatu, akan disibukkan oleh sesuatu
itu sendiri, sebagaimana juga orang yang mencintainya.
D. KESIMPULAN
Zuhud adalah suatu sifat yang ada
dalam diri manusia yang dapat mengalahkan hawa
nafsu manusia terhadap kehidupan dan kekayaan duniawi, dan mulai
menggapai kebahagiaan akhirat dengan melewati tingkatan mulai dari yang paling
rendah, dan sifat zuhud sendiri itu dapat menjauhkan dari sesuatu yan negatife
dan menghilangkan sesuatu yang tidak bermanfaat, dalam artian memanfaatkan hidup ini untuk
beribadah kepada allah dan menempuh kebahaiaan akhirat yang abadi.
E. DAFTAR PUSTAK
Mahjuddin, Haji,
Akhlaq Tasawuf II, Jakarta, KALAM MULIA, 2010
Anwar Rosihon, Akhlaq
Tasawuf, Bandung, PUSTAKA SETIA, 2010
http://falah-kharisma.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-dari-sifat-zuhud.html?m=1
No comments:
Post a Comment