A.
Pengertian
akhlak tasawuf
Akhlak
tasawuf merupakan akar dari dua kata yaitu akhlak dan tasawuf akhlak menurut
imam al ghozali adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang dari
sifat tersebut timbul suatu perbuatan yang mudah tanpa perlu pemikiran &
pertimbangan.
Ada beberapa pendapat tentang asal kata
tasawuf :
1. Tasawuf
berasal dari kata safa’ artinya suci,bersih,atau murni.
2. Ada
yang mengatakan tasawuf berasal dari kata saff artinya saf atau baris.Karena
berada pada baris (saff) pertama di depan Allah,karena besarnya keinginan
mereka akan Dia,kecenderungan hati mereka terhadapnya dan tinggalnya
bagian-bagian rahasia dalam diri mereka dihapannya.
3. Tasawuf
berasal dari kata suffah atau suffah Al-Masjid artinya serambi mesjid.
4. Tasawuf
berasal dari kata suf yaitu bulu domba atau wol.
5. Tasawuf
menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ajaran untuk mengenal dan
mendekatkan diri kepada Allah.
6. Tasawuf
secara umum adalah falsafah hidup dan cara tertentu dalam tingkah laku manusia
dalam upayanya merealisasikan kesempurnaan moral,pemahaman,tentang hakekat
realitas dan kebahagiaan kerohanian.
7. Tasawuf
adalah tidak lain bagaimana menyembah tuhan dalam suatu kesadaran penuh bahwa
kita berada didekatnya sehingga kita “melihat”-Nya atau bahwa ia senantiasa
mengawasi kita dan kita senantiasa berdiri dihadapan-Nya.
8. Arti
tasawuf menjadi usaha untuk mencapai kesempurnaan agama berupa keinginan yang
kuat untuk mencapai ilmu agama batiniah disamping ilmu amali lahiriah(fiqh).
9. Tasawuf
amat banyak menekankan pentingnya penghayatan ketuhanan melalui pengalaman-pengalaman
nyata dalam olah rohani (spiritual exercise),yang amat mengutamakan intuisi.
Ada
beberapa defenisi tasawuf menurut beberapa tokoh:
1. Tasawuf
seperti kata Reynold A Nicholson,merupakan salah satu unsur vital dalam islam
sehingga tanpa adanya pemahaman mengenai gagasan dalam bentuk-bentuk sufistik
yang mereka kembangkan,kita bersusah payah menelusuri kehidupan keagamaan
Muhammad yang tampak di permukaan saja.
2. Titus
Burckhardt,mengatakan bahwa tasawuf tak dapat disebut sebagai sesuatu yang
ditambah-tambahkan kepada islam,karena dengan demikian ia akan menjadi sesuatu
yang bersifat pinggiran (peripheral)dalam hubungannya dengan sarana-sarana
rohani islam.
3. Khan
sahib khaja khan mengatakan ,kalau islam dipisahkan dari ospek
esoterisismenya(tasawuf),maka ia hanya menjadi kerangka formalitas saya yang
akhirnya akan menghilangkan keindahan islam itu sendiri.
4. Nasr
mengatakan tasawuf serupa dengan nafas yang memberikan hidup.Tasawuf telah
memberikan semangatnya pada seluruh sruktur islam baik dalam perwujudan social
maupun intelektual.
5. Tasawuf
kata Abu al-wafa’ Al-taftazani,tidak berarti tindak pelarian diri dari
kenyataan hidup sebagai mana telah dituduhkan mereka yang anti, tetapi ia
adalah usaha mempersenjatai (manusia) dengan nilai-nilai rohaniah baru yang
akan menegakkannya saat menghadapi kehidupan materialis,dan juga untuk
merealisasikan kesulitan ataupun masalah hidupnya.
6. Menurut
Ibrahim Basyuni,memberikan definisi tentang tasawuf merupakan suatu kerjaan
yang terasa sulit.Definisi yang dikemukakan oleh para sufi adalah hasil
pengalaman bathin di dalam melakukan hubungan dengan Tuhan.
7. Menurut
Ibrahim Hilal,merumuskan definisi-definisi tasawuf adalah memilih jalan
secara zuhud ,menjauhkan diri dari perhiasan hidup dalam segala
bentuknya,Tasawuf itu adalah bermacam-macam ibadah,wirid dan lapar,berjaga
diwaktu malam dan memperbanyak sholat dan wirid sehingga lemahlah unsur
jasmaniah dalam diri seseorang dan semakin kuatlah untuk rohaniahnya.Tasawuf
dengan kata lain menundukkan jasmani dan rohani dengan jalan yang disebutkan
diatas sebagai usaha mencapai hakikat kesempurnaan rohani dan mengenal
Dzat Tuhan dengan segala kesempurnaan-Nya.1
B.
Sejarah
perkembangan Akhlak Tasawuf
Berbagai pendapat tentang muncul dan
berkembangnya tasawuf:
a) Pada
abad pertama dan kedua Hijriah.
1. Perkembangan
Tasawuf pada masa sahabat.
Para sahabat juga
mencontohi kehidupan Rasulullah yang serba sederhana,dimana hidupnya hanya
semata-mata diabdikan kepada Tuhan-Nya.Beberapa sahabat yang tergolong sufi di
abad pertama,dan berfungsi maha guru bagi pendatang dari luar kota Madinah,yang
tetarik pada kehidupan sufi antara lain:
a.Abu Bakar Ash-Shiddiq,Wafat Tahun 13 H
b.Umar bin Khattab,Wafat Tahun 23 H
c.Usman bin Affan,Wafat Tahun 35 H
d.Ali bin Abi Thalib,Wafat Tahun 40 H
e.Salman Al-Farisy
f.Abu zar Al-Ghifary
g.Ammar bin Yasir
h.Huzaidah bin Al-Yaman
i.Niqdad bin Aswad,Tahun 33 H
2. Perkembangan
tasawuf pada masa tabiin.
Ulama sufi dari kalangan
Tabiin,adalah murid dari ulama-ulama sufi dari kalangan sahabat.ada
beberapa tokoh-tokoh ulama sufi Tabiin,antara lain:
a.Al-Hasan Al-Bashri hidup tahun 22 H-110 H.
b.Rabiah Al-Ada wiyah,wafat tahun 105 H.
c.Sufyan bin said Ats-Tsaury hidup tahun 97
H-161 H.
d.Daun Ath-Thaiy wafat tahun 165 H.
e.syaqieq Al-Balkhiy;wafat tahun 194 H.
b) Pada
Abad ketiga dan keempat Hijriyah.
I.
Perkembangan tasawuf pada abad ketiga
hijriyah.
Pada abad ini,terlihat
parkembangan Tasawuf yang pesat,ditandai dengan adanya segolonagan ahli tasawuf
yang mencoba memiliki inti ajaran tasawuf yang berkembang masa itu.
1 A.S ,Asmaran.
Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persada.1996.hal 42
II.
Perkembangan tasawuf pada abad keempat
hijriyah.
Pada abad ini,ditandai dengan kemajuan ilmu
tasawuf yang lebih pesat dibandingkan dengan kemajuannya di abad ketiga
hijriyah karena usaha maksimal para ulama tasawuf untuk mengembangkan ajaran
tasawuf masing-masing.Upaya untuk mengembangkan ajaran tasawuf di luar kota
Baghdad.
Perkembangan
tasawuf di berbagai negeri dan kota tidak mengurangi perkembangan tasawuf di
kota Baghdad.
c) Pada
abad ke lima Hijriah.
Disamping adanya
pertentangan yang turun temukan antara ulama sufi dengan ulama fiqh,maka abad
kelima ini,keadaan semakin rawan ketika berkembangnya mazhad syiah ismailiyah
yaitu suatu mashad (paham) yang hendak mengembalikan kekuasaan pemerintahan
kepad keturunan Ali bin Ali Thalib.
d) Abad
ke enam ,ke tujuh, dan ke delapan hijriyah.
Perkembangan tasawuf pada abad keenam Hijriyah banyak
ulama tasawuf yang sangat berpengaruh dalam perkembangan tasawuf abad ini
antara lain Syihabuddin Abul Futu As-Suhrawardy wafat tahun 587 H/1191
Masehi. Ia mula-mula belajar filsafat dan usul fiqh pada Asy-syekh Al-iman
majdudin Al-jily di Aleppo, bahkan sebagian besar ulama dari berbagai disiplin
ilmu agama di negeri itu, telah dikunjungnya untuk menimba ilmu pengetahuan
dari mereka.
e) Pada
abad kesembilan,kesepuluh Hijriyah dan sesudahnya
Disini tasawuf sangat sunyi di dunia islam, berarti
nasibnya lebih buruk lagi dari keadaanya pada abad keenam, tujuh, delapan
Hijriyah faktor yang menonjol menyebabkan runtuhnya ajaran tasawuf di
dunia Islam
Paruh terakhir abad ke-9 H dan sesudahnya
malahan menyaksikan sisi spekulatif tasawuf ini terlupakan dan diabaikan.Banyak
guru tarekat (Thariqah atau jalan sufi) berkualitas rendah sehingga tidak mampu
mendidik murid-murid dengan benar.Ini merusak silsilah guru yang hakiki menjadi
sekedar suksesi turunan serta terbatas pada garis keturunan keluarga tertentu
saja.Demikianlah,hal itu terus berlalu hingga dewasa ini ketika akhirnya tampak
jelas bahwa tasawuf hanya menjadi sejenis kegiatan belanja demi memperoleh
ketenaran dan kekayaan,yang segala macam barang dipamerkan…kecuali
barang-barang tasawuf. Walau ajaran tasawuf sangat menyedihkan dalam empat abad
tersebut diatas,tidak berarti ajaran tasawuf hilang dibumi islam ditelan
masa.Terlihat masih adanya ahli tasawuf yang memunculkan ajarannya dengan
mengarang kitab-kitab memuat tasawuf.Karenanya bisa dikatakan: Tasawuf pada
mulanya adalah sebuah cara untuk mengada-ngada,kemudian berubah menjadi sekedar
kata-kata belaka.Sementara itu kini,tasawuf bukan lagi keadaan dan juga bukan
lagi kata-kata.2
C.
Tujuan
Akhlak Tasawuf
Secara umum,tujuan terpenting dari sufi
adalah agar berada sedekat mungkin dengan Allah Swt. Akan tetapi apabila
diperhatikan karakteristik tasawuf secara umum,terlihat adanya tiga sasaran
“antara” dari tasawuf,yaitu :
2
AnwarRosihon. Akhlak
Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia. 2010.
1. tasawuf
bertujuan untuk pembinaan ospek moral.Aspek ini meliputi ,mewujudkan kestabilan
jiwa yang berkeseimbangan,penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga
manusia konsisten dan komitmen hanya kepada keluhuran moral.Tasawuf yang
bertujuan moralitas ini,pada umumnya bersifat praktis.
2. tasawuf
yang bertujuan ma’rifatullah melalui penyingkapan lansung atau metode al-kasyf
al-hijab. Tasawuf jenis ini sudah bersifat teoritis dengan seperangkat
ketentuan khusus yang diformulasikan secara sistematis analitis.
3. tasawuf
bertujuan untuk membahas bagaimana system pengenalan dan pendekatan diri kepada
Allah secara mistis filosofis,pengkajian garis hubungan antara Tuhan dengan
makhluk, terutama hubungan manusia dengan tuhan dan apa arti dekat dengan
Tuhan.Dalam hal apa makna dekat dengan Tuhan itu,terdapat tiga
simbolisme,yaitu: dekat dalam arti,melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam
hati,dekat dalam arti berjumpa dengan Tuhan sehingga terjadi dialog antara
manusia dengan Tuhan.Dan makna dekat yang ketiga adalah penyatuan manusia
dengan Tuhan sehingga yang terjadi adalah monolog antara manusia yang telah
menyatu dalam iradat Tuhan.
Dari uraian singkat tentang tujuan
sufisme ini,terlihat adanya keragaman tujuan itu. Namun dapat dirumuskan bahwa
tujuan akhir dari sufisme adalah etika murni atau psikologi murni,dan atau
keduanya secara bersamaan,yaitu:
1.
Penyerahan
diri sepenuhnya kepada kehendak mutlak Tuhan,karena dialah penggerak utama dari
semua kejadian di alam ini.
2.
Penanggalan
secara total semua keinginan pribadi dan melepas diri dari sifat-sifat jelek
yang berkenaan dengan kehidupan duniawi teresterial yang diistilakan sebagai
“fana al-ma’asi dan baqa al-ta’ah.”
3.Peniadaan kesadaran terhadap “diri sendiri’ serta
pemusatan diri pada perenungan terhadap Tuhan semata,tiada yang dicari kecuali Dia.
3 Hamka. Tasawuf:
Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: Pustaka Panjimas.1984.
DAFTAR PUSTAKA
Asmaran A.S.Pengantar
Studi Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persada.1996.
Hamka.Tasawuf:
Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: Pustaka Panjimas.1984.
Rosihon, Anwar.
Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia. 2010.
.
No comments:
Post a Comment