TAREKAT - SANTRI ENDONESA

Tiada Kata Terlambat Untuk Belajar

Breaking

Home Top Ad

W E L C O M E

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Wednesday, August 22, 2018

TAREKAT


TAREKAT

A.    Pengertian Tarekat
Istilah tarekat berasal dari kata ath-thariq (jalan) menuju kepada hakikat, atau dengan kata lain pemgalaman syari’at, yang disebut “al-jaraa” atau “al-amal”, sehingga asy-syekh muhammad amin al-kurdy mengemukakan tiga macam definisi, antara lain;
 1: tarekat adalah pengamalan syari’at, melaksanakan beban ibadah (dengan tekun) dan menjauhkan (diri) dari (sikap)mempermudah (ibadah), yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah.
2. Tarekat adalah menjahui larangan dan melakukan perintah tuhan sesuai dengan kesanggupannya, baik larangan dan perintah yang nyata, maupun yang tidak (batin).
3. Tarekat adalah meninggalkan yang haram dan makruh, memperhatikan hal-hal yang mubah 9yang sifatnya mengandung) fadhilat, menunaikan hal-hal yang diwajibkan dan yang disunnatkan, sesuai dengan kesanggupan 9pelaksanaa) dibawah bimbingan seorang arif (syekh) dri (shuffi) yang mencita-citakan suatu tujuan.

            sedangkan menurut l. Massignon, yang pernah mengadakan penelitian terhadap kehidupan tasawuf di beberapa negara islam, menarik suatu kesimpulan bahwa istilah tarekat mempunyai dua macam pengertian.
a.       Tarekat yang diartikan sebagai pendidikan kerohanian yang sering dilakukan oleh orang-orang yang menempuh kehidupan tasawuf, untuk mencapai suatu tingkatan kerohanian yang disebut “al-maqaamaat” dan “al-ahwaal”.
b.      Terekat yang diartikan sebagai perkumpulan yang didirikan menurut aturan yang telah dibuat oleh seorang syekh yang menganut suatu aliran tarekat tertentu. Maka dalam perkumpulan itulah seorang syekh yang menganut suatu aliran tarekat tertentu dan dalam suatu kegiatannya seorang syekh tersebut mengajarkan ilmu tasawuf menurut aliran tarekat yang dianutnya, lalu diamalkan bersama dengan murid-muridnya.


B.. KODE ETIK TAREKAT
            A. Hubungan Guru Dengan Murid
                        Walau hubungan dalam tarekat dapat dirumuskan dalam beberapa hal yang penting antara lain:
-          Ketaaatan dan kepatuhan kepada guru secara utuh, baik sewktu berada di lingkungan ribath maupun di tempat lain.
-          Menjaga dan mengkawal kehormatan guru, baik sedang berhadapan ataupun berjauhan, semasa hidup ataupun wafatnya.
-          Murid dilarang membantah ajaran guru, walupun bertentangn dengan pendapatnya. Apa ajaran guru harus dituruti
Selanjudnya, pengharusan mengikuti atuarn-aturan dasar tarekat.
-          Wajib mempelajari syariat islam selagi mampu, baik yang berkenaan dengan aqidah, ibada maupun muamalah.
-          Tidak boleh mencari keringan dalan beribadah
-          Mengisi waktu dengan wirid dan doa sebanyak mungkin agar selalu ingat kepada allah.
-          Mengendalikan hawa nafsu, karena dapat merusak kesucian jiwa.
-          Menghindari segala sesuatu yang dapat merangsang, hawa nafsu, karena dapat menyebabkan kearah yang tidak baik.
Tugas pokok murid yang tidak boleh diabaikan, antara lain ;
-          Tetap memelihara ketaqwaan kepada allah dengan melaksanakan keewajiban dan meninggalkan larangannya.
-          Beramal dengan segala macam amalan yang dapat menyempurnakan kesucian jiwa.
-          Senantiasa bersiap wara’ atau hati-hati dalam setiap tindakan.
-          Bergaul dengan orang-orang shaleh dan ulama’, berusaha menjauhi orang mengejar kenikmatan dunia semata.
-          Senantiasa berakhlak karimah dan sopan santun terhadap sesama.
-          Efisien dalam penggunaan waktu
-          Menjaga diri agar selalu dekat dengan allah.
-          Ikhlas dalam mengerjakan pekerjaan.
-          Senantiasa berusaha meningkatkan kepekaan hati dan menjauhkan diri dari apasaja yang mungkin dapat mengotori jiwa. Dengan selalu menyadari bahwa ;
·         Dunia ini adalah persinggahan semata, tujuan akhir perjalanan adalah akhirat.
·         Selalu mengingat kematian , jika setiap yang bernyawa itu pasti akan kembali kepada allah
·         Allah selalu mengawasi dirinya, jiwa itu sifatnya labil mudah berubah.

B .Visi Dan Misi Tarekat
1.      Berpegang teguh pada ahlussunnah
2.      Meningkatkan rukhsyah dalam beribadah
3.      Mengikuti hukum yang jelas
4.      Menjaga diri agar senantiasa bersama Allah
5.      Zuhud dunia
6.      Melatih kemampuan merasakan kehadiran Allah dalam setiap tarikan napas
7.      Uzlah menyendiri secara spiritual ditengah keramaian
8.      Berpenampilan secara sederhana
9.      Berahklaq karimah sesuai dengan rasul
10.  Dzikir ikhfa’ berdikir tanpa suara
C.Amalan Wirid Dalam Tarekat
Setiap tarekat memiliki wirid tertentu sesuai dengan tradisi masing-masing, dan wirid yang paling banyak digemari dalam tarekat ada tiga macam lafadz wirid yaitu; wirid istigfar, wirid shalawat, wirid dzikir. Secara esensial istigfar adalah menyesali kesalahan karna takut kemurkaan Allah dan diiringi tekat untuk tidak mengulanginya lagi. Oleh karena itu istigfar memuat tiga sikap dasar yaitu; menyesali kesalahan, komitmen tidak mengulangi lagi, dan segera berbuat kebajikan.
Shalawat merupakan suatu proses pemyucian jiwa dan unsur yang akan mengisi jiwa dengan nilai suci dan mulia. Shalawat adalah media komunikasi speritual dengan Rasululloah SAW. Yang akan memperdalam rasa cinta kepadanya. Shalawat juga bermakna sebgai perwujudan rasa cinta dan rindu kepada beliau uswatun hasanah.
Dzikir, adalah wirid yang paling di gemari pengamal taroqat, karena dzikir dapat menumbuhkan dua sifat dasar bagi pelakunya, yaitu rasa takut dan cinta ke pada allah. Rasa takut ke pada allah akan mendorong seseorang untuk taat ke padanya, sedangkan rasa cinta kepada allah adalah daya dorong yang kuat untuk selalu berbuat apa yang di perintah allah seraya menghindari larangannya.
Dalam pengertian umum, dzikir berarti ingat yang dalam hal ini ingat allah, yakni melupakan segala sesuatu selain allah pada saat berdzikir. Dalam bahasa tariqat, pemaknaan dzikir mencakup pengucapan kata tahlil, tahmit, tasbih, yang bertpungsi sebagai sarana mengingat allah. Di samping fungsi tersebut dzikir juga diyakini sebagai sarana peng halus dan pelembut hati yang pada gilirannya akan memperkukuh dan memperdalam penghayatan akidah atau interiorisasi keyakinan.

A.    kode etik berdzikir dalam tarekat
·          Harus dalam keadaan berwudhu’
·         Didahului shalat sunnat dua rakaat dengan membaca surat al kafirun dan surat al ikhlas
·         Duduk tawaduk menghadap kiblat
·         Mengucapkan istigfar dalam jumlah tertentu
·         Membaca surat al fatihan dan al ikhlas tiga kali
·         Membayangkan diri sudah mati
·         Bertawashul kepada mursyid
·         Wuquf qalbi, berkonsentrasi
·         Berdoa

DAFTAR PUSTAKA

Mahjudin. 1991. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta; Kalam Mulia
Siregay, Rivay. 2002. Tasawuf Dari Sufisme Klasik Ke Neo Sufisme. Jakarta ; PT. RajaGrafindo Persada
            Karta, Negara. 2002. Menyelami Lubuk Tasawuf. Jakarta ; Erlangga

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages