TAREKAT
Istilah
tarekat berasal dari kata ath-thariq (jalan) menuju kepada hakikat, atau dengan
kata lain pemgalaman syari’at, yang disebut “al-jaraa” atau “al-amal”, sehingga
asy-syekh muhammad amin al-kurdy mengemukakan tiga macam definisi, antara lain;
1: tarekat adalah pengamalan syari’at,
melaksanakan beban ibadah (dengan tekun) dan menjauhkan (diri) dari
(sikap)mempermudah (ibadah), yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah.
2.
Tarekat adalah menjahui larangan dan melakukan perintah tuhan sesuai dengan
kesanggupannya, baik larangan dan perintah yang nyata, maupun yang tidak
(batin).
3.
Tarekat adalah meninggalkan yang haram dan makruh, memperhatikan hal-hal yang
mubah 9yang sifatnya mengandung) fadhilat, menunaikan hal-hal yang diwajibkan
dan yang disunnatkan, sesuai dengan kesanggupan 9pelaksanaa) dibawah bimbingan
seorang arif (syekh) dri (shuffi) yang mencita-citakan suatu tujuan.
sedangkan menurut l. Massignon, yang
pernah mengadakan penelitian terhadap kehidupan tasawuf di beberapa negara
islam, menarik suatu kesimpulan bahwa istilah tarekat mempunyai dua macam
pengertian.
a. Tarekat
yang diartikan sebagai pendidikan kerohanian yang sering dilakukan oleh
orang-orang yang menempuh kehidupan tasawuf, untuk mencapai suatu tingkatan
kerohanian yang disebut “al-maqaamaat” dan “al-ahwaal”.
b. Terekat
yang diartikan sebagai perkumpulan yang didirikan menurut aturan yang telah
dibuat oleh seorang syekh yang menganut suatu aliran tarekat tertentu. Maka
dalam perkumpulan itulah seorang syekh yang menganut suatu aliran tarekat
tertentu dan dalam suatu kegiatannya seorang syekh tersebut mengajarkan ilmu
tasawuf menurut aliran tarekat yang dianutnya, lalu diamalkan bersama dengan
murid-muridnya.
B.. KODE ETIK
TAREKAT
A. Hubungan Guru Dengan Murid
Walau hubungan dalam
tarekat dapat dirumuskan dalam beberapa hal yang penting antara lain:
-
Ketaaatan dan
kepatuhan kepada guru secara utuh, baik sewktu berada di lingkungan ribath
maupun di tempat lain.
-
Menjaga dan
mengkawal kehormatan guru, baik sedang berhadapan ataupun berjauhan, semasa
hidup ataupun wafatnya.
-
Murid dilarang
membantah ajaran guru, walupun bertentangn dengan pendapatnya. Apa ajaran guru
harus dituruti
Selanjudnya,
pengharusan mengikuti atuarn-aturan dasar tarekat.
-
Wajib mempelajari
syariat islam selagi mampu, baik yang berkenaan dengan aqidah, ibada maupun
muamalah.
-
Tidak boleh
mencari keringan dalan beribadah
-
Mengisi waktu
dengan wirid dan doa sebanyak mungkin agar selalu ingat kepada allah.
-
Mengendalikan
hawa nafsu, karena dapat merusak kesucian jiwa.
-
Menghindari
segala sesuatu yang dapat merangsang, hawa nafsu, karena dapat menyebabkan
kearah yang tidak baik.
Tugas
pokok murid yang tidak boleh diabaikan, antara lain ;
-
Tetap memelihara
ketaqwaan kepada allah dengan melaksanakan keewajiban dan meninggalkan
larangannya.
-
Beramal dengan
segala macam amalan yang dapat menyempurnakan kesucian jiwa.
-
Senantiasa
bersiap wara’ atau hati-hati dalam setiap tindakan.
-
Bergaul dengan
orang-orang shaleh dan ulama’, berusaha menjauhi orang mengejar kenikmatan
dunia semata.
-
Senantiasa
berakhlak karimah dan sopan santun terhadap sesama.
-
Efisien dalam
penggunaan waktu
-
Menjaga diri
agar selalu dekat dengan allah.
-
Ikhlas dalam
mengerjakan pekerjaan.
-
Senantiasa
berusaha meningkatkan kepekaan hati dan menjauhkan diri dari apasaja yang
mungkin dapat mengotori jiwa. Dengan selalu menyadari bahwa ;
·
Dunia ini adalah
persinggahan semata, tujuan akhir perjalanan adalah akhirat.
·
Selalu mengingat
kematian , jika setiap yang bernyawa itu pasti akan kembali kepada allah
·
Allah selalu
mengawasi dirinya, jiwa itu sifatnya labil mudah berubah.
B .Visi Dan Misi Tarekat
1. Berpegang
teguh pada ahlussunnah
2. Meningkatkan
rukhsyah dalam beribadah
3. Mengikuti
hukum yang jelas
4. Menjaga
diri agar senantiasa bersama Allah
5. Zuhud
dunia
6. Melatih
kemampuan merasakan kehadiran Allah dalam setiap tarikan napas
7. Uzlah
menyendiri secara spiritual ditengah keramaian
8. Berpenampilan
secara sederhana
9. Berahklaq
karimah sesuai dengan rasul
10. Dzikir
ikhfa’ berdikir tanpa suara
C.Amalan
Wirid Dalam Tarekat
Setiap
tarekat memiliki wirid tertentu sesuai dengan tradisi masing-masing, dan wirid
yang paling banyak digemari dalam tarekat ada tiga macam lafadz wirid yaitu;
wirid istigfar, wirid shalawat, wirid dzikir. Secara esensial istigfar adalah menyesali
kesalahan karna takut kemurkaan Allah dan diiringi tekat untuk tidak
mengulanginya lagi. Oleh karena itu istigfar memuat tiga sikap dasar yaitu;
menyesali kesalahan, komitmen tidak mengulangi lagi, dan segera berbuat
kebajikan.
Shalawat
merupakan suatu proses pemyucian jiwa dan unsur yang akan mengisi jiwa dengan
nilai suci dan mulia. Shalawat adalah media komunikasi speritual dengan
Rasululloah SAW. Yang akan memperdalam rasa cinta kepadanya. Shalawat juga
bermakna sebgai perwujudan rasa cinta dan rindu kepada beliau uswatun hasanah.
Dzikir,
adalah wirid yang paling di gemari pengamal taroqat, karena dzikir dapat
menumbuhkan dua sifat dasar bagi pelakunya, yaitu rasa takut dan cinta ke pada
allah. Rasa takut ke pada allah akan mendorong seseorang untuk taat ke padanya,
sedangkan rasa cinta kepada allah adalah daya dorong yang kuat untuk selalu
berbuat apa yang di perintah allah seraya menghindari larangannya.
Dalam
pengertian umum, dzikir berarti ingat yang dalam hal ini ingat allah, yakni
melupakan segala sesuatu selain allah pada saat berdzikir. Dalam bahasa
tariqat, pemaknaan dzikir mencakup pengucapan kata tahlil, tahmit, tasbih, yang
bertpungsi sebagai sarana mengingat allah. Di samping fungsi tersebut dzikir
juga diyakini sebagai sarana peng halus dan pelembut hati yang pada gilirannya
akan memperkukuh dan memperdalam penghayatan akidah atau interiorisasi
keyakinan.
A. kode
etik berdzikir dalam tarekat
·
Harus dalam keadaan berwudhu’
·
Didahului shalat
sunnat dua rakaat dengan membaca surat al kafirun dan surat al ikhlas
·
Duduk tawaduk
menghadap kiblat
·
Mengucapkan
istigfar dalam jumlah tertentu
·
Membaca surat al
fatihan dan al ikhlas tiga kali
·
Membayangkan
diri sudah mati
·
Bertawashul
kepada mursyid
·
Wuquf qalbi,
berkonsentrasi
·
Berdoa
DAFTAR
PUSTAKA
Mahjudin.
1991. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta; Kalam Mulia
Siregay, Rivay. 2002. Tasawuf
Dari Sufisme Klasik Ke Neo Sufisme. Jakarta ; PT. RajaGrafindo Persada
Karta, Negara. 2002. Menyelami Lubuk
Tasawuf. Jakarta ; Erlangga
No comments:
Post a Comment