MAKALAH
TASAWUF AKHLAKI DAN TASAWUF FALSAFI
A.
Pengertian Tasawuf Akhlaki
Tasawuf Akhlaki adalah ilmu yang menjelaskan tentang moralitas atau
teori teori dasar akhlak. Pada pereode ini, aspek moralitas tasawuf berkaitan
dengan pembahasan analisis jiwa manusia, klasifikasinya, kelemahan-kelemahan
manusianya dan penyakit-penyakit jiwa manusia. Tasawuf akhlaki dan irfani terus
berkembang sejak zaman klasik islam hingga zaman moderen sekarang dan juga
tasawuf akhlaki sering di ganderungi orang karena ajarannya yang tidak begitu
rumit dan setiap sufi telah meneliti, bahwa manusia adalah makhluk jasmani dan
rohani yang karena wujud kepribadiannya bukanlah dari kualitas-kualitas yang
bersifat material belakang, tetapi justru lebih dari kualitas-kualitas rohaniyah
atau dari kualitas-kualitas spiritualisme yang mengarahkan kepada kehidupan
manusia dan dinamik. Manusia yang sempurna adalah manusia yang ruhnya telah
ditipkan oleh Tuhan ke dalam jasad tubuh manusia, karena tanpa ruh itu manusia
belum dikatakan sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu adalah cita-cita
sufi untuk menjadikan insan kamil sebagai prototipe kehidupan moralnya melalui
peletakan asma al-husna sebagai cita moral sufi.
Adapun
ciri-ciri tasawuf akhlak dan irfani antara lain:
1.
Melandaskan diri pada al-Qur’an dan al-Sunnah. Tasawuf jenis ini
dalam pengejawantahan ajaran-ajarannya cenderung memakai landasan al-Qur’an dan
Hadits sebagai kerangka pendekatannya.
2.
Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat sebagaimana
terdapat pada ungkapan-ungkapan Syathahat (ganjil).
3.
Lebih bersifat mengejarkan dualisme dalam hubungan antara tuhan
dengan manusia. Dualisme yang dimaksudkan disini adalah ajaran yang mengakui bahwa
meskipun manusia dapat berhubungan dengan tuhan, dalam hal esensinya,
hubungannya tetap dalam kerangka yang berbeda di antara keduanya. Sedekat apapun
manusia dengan tuhannya tidak lantas membuat manusia dapat menyatu dengan
tuhan.
4.
Kesinambungan antara hakikat dengan syari’at. Dalam pengertian
lebih khusus, keterkaitan antara tasawuf (sebagai aspek batiniah) dengan fikih
(sebagai aspek lahirnya).
5.
Lebih terkonsetrasi pada soal pembinaan hati, pendidikan akhlak,
dan pengorbatan jiwa dengan cara riyadhah (latihan mental) dan langkah takhalli
dan tajalli.
Karakteristik-Karakteristik di atas menjadikan tasawuf akhaki dan
irfani berbeda dengan tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi merupakan tasawuf yang
ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional sebagai
asasnya. Tasawuf falsafi menggunakan termonologi filosofis dalam
pengungkapannya. Termonologi filosofis tersebut berasal dari bermacam macam
ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokoh-tokohnya.
Adapun karakteristik tasawuf falsafi secara umum mengadung
kesamaran akibat banyaknya ungkapan dan peristilahan khusus yang hanya dapat
dipahami oleh mereka yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Selanjutnya
tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya
didasarkan pada rasa (dzauq) dan tidak pula dapat dikategorikan sebagai tasawuf
dalam pengertiannya yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam
bahasa dan termonologi-termonologi filsafat, dan berkecenderungan mendalam pada
panteisme.
B.
Tokoh-tokoh Tasawuf Akhlaki
1.
Hasan Al-Bashri
Hasan al-bashri nama lengkapnya Abu sa’id al-hasan bin yasar,
adalah seorang zahid yang sangat masyhur dikalangan tabi’in, ia
dilahirkan di Madinah pada tahun 21 H/ 632 M dan wafat pada hari kamis bulan
Rajab tanggal 10 tahun 110 H/ 728 M ia dibarkan bertemu dengan 70 orang sahabat
yang turut menyaksikan peperangan badar dan 300 sahabat lainnya.
2.
Al-Muhasibi
Nama lengkapnya Abu Abdillah Al-Haris bin Asad al-basri
al-Muhasibi. Dia lahir di Bashrah pada tahun 243 H/ 857 M. Selagi masih kecil
ia pindah ke Baghdad. Di sinilah ia belajar hadits dan teologi dan bergaul
rapat dengan tokoh-tokoh terkemuka pada masa itu. Dia digelari Muhasibi karena
suka mengadakan introspeksi.
3.
Al-Qusyairi
Nama lengkap Al-Qusyairi adalah Abdul Karim bin hawazin lahir tahun
376 di Istiwa, kawasan Nishafur yang merupakan salah satu pusat ilmu
pengetahuan pada masanya. Di Sinilah ia bertemu dengan gurunya, Abu Ali
Ad-Daqaq, seorang sufi terkenal. Sang guru menyarankan untuk mengawasi
tasawufnya dengan mempelajari Syari’at.
4.
Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ta’us
al-Ghazali. Ia dipanggil al-Ghazali karen dilahirkan di Ghazlah, suatu kota di
Khurasan, Iran, pada Tahun 450 H/ 1058 M.
C.
Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan visi
mistis, visi intuitif dan visi rasional sebagai dasarnya. Tasawuf falsafi ini
berbeda dengan tasawuf akhlaki dan irfani, tasawuf falsafimenggunakan
termonologi filosofis dalam pengungkapankannya serta berasal dari macam macam
ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokoh-tokohnya. Namun
orisinalitasnya sebagai tasawuf tidak hilang. Walaupun demikian, tasawuf
falsasi tidak dapat di pandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya di
dasarkan pada (dzauki). Selain itu, tasawuf ini tidak pula dapat di kategorikan
pada tasawuf (yang murni) karena sering digunakan dengan bahasa filsafat.
Tasawuf falsafi ini muncul dengan jenis khazanah islam sejak abad
vi hijriah, meskipun para tokohnya baru di kenal sejak abad yang lalu pada abad
ini tasawuf falsafiterus hidup dan berkembang terutama di kalangan para sufi
yang juga filsuf sampai masa menjelang akhir-akhir ini.
Adanya pemaduan antara tasawuf dan filsafat dalam ajaran tasawuf
falsafi menyebabkan ajaran-ajaran tasawuf jenis ini bercampur dengan sejumlah
ajaran filsafat di luar islam seperti yunani, persia, india, dan agama nasrani.
Akan tetapi orisinalitasnya sebagai tasawuf tetap tidak hilang. Meskipun mempunyai
latar belakang kebudayaan dan pengetahuan yang berbeda dan beranekan ragam,
seiring dengan ekspansi Islam yang telah meluas pada waktu itu, para tokohnya
tetap berusaha menjaga kemandirian ajaran aliran mereka, terutama bila
dikaitkan dengan kedudukannya sebagai umat Islam.
Menurut al-Taftazani ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya
yang samar-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh
mereka yang memahamiajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak dapat
dipandang sebagai filsafat karena ajaran dan metodenya didasarkan pada (dzauq),
tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertiannya yang
murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih
berorientasi pada panteisme.
D.
Tokoh-tokoh falsafi
a.
Al-Jilli
Nama lengkapnya adalah Abdul Karim bin Ibrahim al-Jilli. Ia lahir
pada tahun 1365 M di Jilan (Gilan), sebuah propinsi di sebelah selatan kasfia
dan wafat pada tahun 1417 M. Nama al-Jilli diambil dari tempat kelahirannya di
Gilan. Ia adalah seorang sufi yang terkenal dari Baghdad.
b.
Ibn Masarrah
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Masarrah
(269-319). Ia salah satu sufi sekaligus filsuf dari Andalusia.
c.
Ibn Arabi
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ali bin Ahmad bin ‘Abdullah
al-tha’i al-haitami. Ia lahir di Murcia, Andalusia, Tenggara, Spanyol, tahun
560 H, dari kelangan berpangkat, hartawan, dan ilmuwan.
Ibnu Arabi adalah penulis produktif. Menurut browne, ada 500 judul
karya tulisan dan 90 judul di antaranya asli tu;lisan tangannya yang disimpan di
perpustakaan mesir. Di antara karya monumentalnya adalah Al-Futuhat Al-Makkiyah
yang di tulis pada tahun 1201M, tatkala ia sedang menunaikan ibdah Haji dan
juga Fushush Al-Hikam. Karya lainnya adalah Tarjuman Al-Asyuwaq yang ditulisnya
untuk mengenang kecantikan, ketakwaan, dan kepintaran seorang gadis cantik dari
keluarga sufi persia. Karya lainnya adalah Wasyahid Al-Asrar, Mathali’ Al-Anwar
Al-ilahiyyad, dan banyak karya lainnya
E.
KESIMPULAN
Tasawuf Akhlaki adalah ilmu yang menjelaskan tentang moralitas atau
teori teori dasar akhlak. Pada pereode ini, aspek moralitas tasawuf berkaitan
dengan pembahasan analisis jiwa manusia, klasifikasinya, kelemahan-kelemahan
manusianya dan penyakit-penyakit jiwa manusia. Tasawuf falsafi adalah tasawuf
yang ajaran-ajarannya memadukan visi mistis, visi intuitif dan visi rasional
sebagai dasarnya. Tasawuf falsafi ini berbeda dengan tasawuf akhlaki dan
irfani, tasawuf falsafi menggunakan termonologi filosofis dalam
pengungkapankannya serta berasal dari macam macam ajaran filsafat yang telah
mempengaruhi para tokoh-tokohnya.
F.
DAFTAR PUSTAKA
a)
Rivay Siregar, Abdullah, 1999, TASAWUF Sufisme Klasik ke
Neo-Sufisme, Jakarta; PT RajaGrafindo Persada
b)
Toriqqudin, Mohammad, 2008, Sekularitas Tasawaf, Yogyakarta; UIN
Malang Press
c)
Mahjuddin, Haji, 2010, Akhlak TASAWUF, Raadar Jaya Offset Jakarta;
KALAM MULIA
No comments:
Post a Comment