TASAWUF AKHLAKI DAN TASAWUF FALSAFI - SANTRI ENDONESA

Tiada Kata Terlambat Untuk Belajar

Breaking

Home Top Ad

W E L C O M E

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Wednesday, August 22, 2018

TASAWUF AKHLAKI DAN TASAWUF FALSAFI


MAKALAH
TASAWUF AKHLAKI DAN TASAWUF FALSAFI
A.    Pengertian Tasawuf Akhlaki
Tasawuf Akhlaki adalah ilmu yang menjelaskan tentang moralitas atau teori teori dasar akhlak. Pada pereode ini, aspek moralitas tasawuf berkaitan dengan pembahasan analisis jiwa manusia, klasifikasinya, kelemahan-kelemahan manusianya dan penyakit-penyakit jiwa manusia. Tasawuf akhlaki dan irfani terus berkembang sejak zaman klasik islam hingga zaman moderen sekarang dan juga tasawuf akhlaki sering di ganderungi orang karena ajarannya yang tidak begitu rumit dan setiap sufi telah meneliti, bahwa manusia adalah makhluk jasmani dan rohani yang karena wujud kepribadiannya bukanlah dari kualitas-kualitas yang bersifat material belakang, tetapi justru lebih dari kualitas-kualitas rohaniyah atau dari kualitas-kualitas spiritualisme yang mengarahkan kepada kehidupan manusia dan dinamik. Manusia yang sempurna adalah manusia yang ruhnya telah ditipkan oleh Tuhan ke dalam jasad tubuh manusia, karena tanpa ruh itu manusia belum dikatakan sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu adalah cita-cita sufi untuk menjadikan insan kamil sebagai prototipe kehidupan moralnya melalui peletakan asma al-husna sebagai cita moral sufi.
Adapun ciri-ciri tasawuf akhlak dan irfani antara lain:
1.      Melandaskan diri pada al-Qur’an dan al-Sunnah. Tasawuf jenis ini dalam pengejawantahan ajaran-ajarannya cenderung memakai landasan al-Qur’an dan Hadits sebagai kerangka pendekatannya.
2.      Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat sebagaimana terdapat pada ungkapan-ungkapan Syathahat (ganjil).
3.      Lebih bersifat mengejarkan dualisme dalam hubungan antara tuhan dengan manusia. Dualisme yang dimaksudkan disini adalah ajaran yang mengakui bahwa meskipun manusia dapat berhubungan dengan tuhan, dalam hal esensinya, hubungannya tetap dalam kerangka yang berbeda di antara keduanya. Sedekat apapun manusia dengan tuhannya tidak lantas membuat manusia dapat menyatu dengan tuhan.
4.      Kesinambungan antara hakikat dengan syari’at. Dalam pengertian lebih khusus, keterkaitan antara tasawuf (sebagai aspek batiniah) dengan fikih (sebagai aspek lahirnya).
5.      Lebih terkonsetrasi pada soal pembinaan hati, pendidikan akhlak, dan pengorbatan jiwa dengan cara riyadhah (latihan mental) dan langkah takhalli dan tajalli.
Karakteristik-Karakteristik di atas menjadikan tasawuf akhaki dan irfani berbeda dengan tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi merupakan tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional sebagai asasnya. Tasawuf falsafi menggunakan termonologi filosofis dalam pengungkapannya. Termonologi filosofis tersebut berasal dari bermacam macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokoh-tokohnya.
Adapun karakteristik tasawuf falsafi secara umum mengadung kesamaran akibat banyaknya ungkapan dan peristilahan khusus yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Selanjutnya tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa (dzauq) dan tidak pula dapat dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertiannya yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa dan termonologi-termonologi filsafat, dan berkecenderungan mendalam pada panteisme.
B.     Tokoh-tokoh Tasawuf Akhlaki
1.      Hasan Al-Bashri
Hasan al-bashri nama lengkapnya Abu sa’id al-hasan bin yasar, adalah seorang zahid yang sangat masyhur dikalangan tabi’in, ia dilahirkan di Madinah pada tahun 21 H/ 632 M dan wafat pada hari kamis bulan Rajab tanggal 10 tahun 110 H/ 728 M ia dibarkan bertemu dengan 70 orang sahabat yang turut menyaksikan peperangan badar dan 300 sahabat lainnya.
2.      Al-Muhasibi
Nama lengkapnya Abu Abdillah Al-Haris bin Asad al-basri al-Muhasibi. Dia lahir di Bashrah pada tahun 243 H/ 857 M. Selagi masih kecil ia pindah ke Baghdad. Di sinilah ia belajar hadits dan teologi dan bergaul rapat dengan tokoh-tokoh terkemuka pada masa itu. Dia digelari Muhasibi karena suka mengadakan introspeksi.
3.      Al-Qusyairi
Nama lengkap Al-Qusyairi adalah Abdul Karim bin hawazin lahir tahun 376 di Istiwa, kawasan Nishafur yang merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan pada masanya. Di Sinilah ia bertemu dengan gurunya, Abu Ali Ad-Daqaq, seorang sufi terkenal. Sang guru menyarankan untuk mengawasi tasawufnya dengan mempelajari Syari’at.
4.      Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ta’us al-Ghazali. Ia dipanggil al-Ghazali karen dilahirkan di Ghazlah, suatu kota di Khurasan, Iran, pada Tahun 450 H/ 1058 M.

C.    Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan visi mistis, visi intuitif dan visi rasional sebagai dasarnya. Tasawuf falsafi ini berbeda dengan tasawuf akhlaki dan irfani, tasawuf falsafimenggunakan termonologi filosofis dalam pengungkapankannya serta berasal dari macam macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokoh-tokohnya. Namun orisinalitasnya sebagai tasawuf tidak hilang. Walaupun demikian, tasawuf falsasi tidak dapat di pandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya di dasarkan pada (dzauki). Selain itu, tasawuf ini tidak pula dapat di kategorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering digunakan dengan bahasa filsafat.
Tasawuf falsafi ini muncul dengan jenis khazanah islam sejak abad vi hijriah, meskipun para tokohnya baru di kenal sejak abad yang lalu pada abad ini tasawuf falsafiterus hidup dan berkembang terutama di kalangan para sufi yang juga filsuf sampai masa menjelang akhir-akhir ini.
Adanya pemaduan antara tasawuf dan filsafat dalam ajaran tasawuf falsafi menyebabkan ajaran-ajaran tasawuf jenis ini bercampur dengan sejumlah ajaran filsafat di luar islam seperti yunani, persia, india, dan agama nasrani. Akan tetapi orisinalitasnya sebagai tasawuf tetap tidak hilang. Meskipun mempunyai latar belakang kebudayaan dan pengetahuan yang berbeda dan beranekan ragam, seiring dengan ekspansi Islam yang telah meluas pada waktu itu, para tokohnya tetap berusaha menjaga kemandirian ajaran aliran mereka, terutama bila dikaitkan dengan kedudukannya sebagai umat Islam.
Menurut al-Taftazani ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya yang samar-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang memahamiajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat karena ajaran dan metodenya didasarkan pada (dzauq), tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertiannya yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada panteisme.
D.    Tokoh-tokoh falsafi
a.       Al-Jilli
Nama lengkapnya adalah Abdul Karim bin Ibrahim al-Jilli. Ia lahir pada tahun 1365 M di Jilan (Gilan), sebuah propinsi di sebelah selatan kasfia dan wafat pada tahun 1417 M. Nama al-Jilli diambil dari tempat kelahirannya di Gilan. Ia adalah seorang sufi yang terkenal dari Baghdad.
b.      Ibn Masarrah
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Masarrah (269-319). Ia salah satu sufi sekaligus filsuf dari Andalusia.
c.       Ibn Arabi
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ali bin Ahmad bin ‘Abdullah al-tha’i al-haitami. Ia lahir di Murcia, Andalusia, Tenggara, Spanyol, tahun 560 H, dari kelangan berpangkat, hartawan, dan ilmuwan.
Ibnu Arabi adalah penulis produktif. Menurut browne, ada 500 judul karya tulisan dan 90 judul di antaranya asli tu;lisan tangannya yang disimpan di perpustakaan mesir. Di antara karya monumentalnya adalah Al-Futuhat Al-Makkiyah yang di tulis pada tahun 1201M, tatkala ia sedang menunaikan ibdah Haji dan juga Fushush Al-Hikam. Karya lainnya adalah Tarjuman Al-Asyuwaq yang ditulisnya untuk mengenang kecantikan, ketakwaan, dan kepintaran seorang gadis cantik dari keluarga sufi persia. Karya lainnya adalah Wasyahid Al-Asrar, Mathali’ Al-Anwar Al-ilahiyyad, dan banyak karya lainnya
E.     KESIMPULAN
Tasawuf Akhlaki adalah ilmu yang menjelaskan tentang moralitas atau teori teori dasar akhlak. Pada pereode ini, aspek moralitas tasawuf berkaitan dengan pembahasan analisis jiwa manusia, klasifikasinya, kelemahan-kelemahan manusianya dan penyakit-penyakit jiwa manusia. Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan visi mistis, visi intuitif dan visi rasional sebagai dasarnya. Tasawuf falsafi ini berbeda dengan tasawuf akhlaki dan irfani, tasawuf falsafi menggunakan termonologi filosofis dalam pengungkapankannya serta berasal dari macam macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokoh-tokohnya.


F.     DAFTAR PUSTAKA
a)      Rivay Siregar, Abdullah, 1999, TASAWUF Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, Jakarta; PT RajaGrafindo Persada
b)      Toriqqudin, Mohammad, 2008, Sekularitas Tasawaf, Yogyakarta; UIN Malang Press
c)      Mahjuddin, Haji, 2010, Akhlak TASAWUF, Raadar Jaya Offset Jakarta; KALAM MULIA





No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages